17 April 2009

Bahagiaku Karena Hatiku



Ketika jiwa merasakan sepi dan tak ada senyuman yang menghiasi hati. Jiwaku seakan berkata apa yang kau inginkan dalam hidup, yang tengah kau jalalani..? Karena aku hidup dengan waktu, yang di berikan agar dapat melangkah pada sebuah kenyataan, untuk selalu berfikir. Berfikir, dengan kedudukan pada jiwa yang sebagai manusia. Yang memiliki keinginan untuk bahagia, selama menjalankan kehidupan pada dunia yang beratapkan kehancuran. Kehancuran karena Sang Maha Kuasa menginginkan untuk memusnahkannya. Dan aku berjalan karenaNya, begitupun aku mati karenaNya.

Aku sangat menginginkan kebahagian itu ada pada hati dan jiwaku, bukan menjalaninya dengan keadaan yang menghampiriku, namun semua karena aku mau dengan hati yang damai, tenang, tentram serta memiliki perasaan takut, jika dunia mengalahkan hatiku. Karena keadaan apapun yang terjadi dalam hidupku, bukanlah aku yang mau, namun itu semua adalah waktu hidupku yang harus kuperbaiki, jika aku berbuat kebodohan pada hidupku. Dan harus kupertahankan jika aku telah di datangkan sifat baik pada hidupku, untuk mencari kesungguhan dalam kebahagian hati dan jiwaku. Semua dapat dirasakan oleh hatiku dan bukan hati orang lain. Karena kebahagianku, tidak akan sama dengan apa yang dirasakan kebahagian oleh orang lain, meskipun, didatangkan dengan waktu juga keadaan yang sama.

Kesungguhan hatiku untuk mengatakan pada Sang Maha Mendengar, hampirilah jiwaku yang redup untuk kau temukan aku, dengan kebahagian yang sungguh dirasakan oleh hati, bukan dikarenakan ke adaan yang dapat kutatap dengan mata saja. Dan mampu menghilangkan semua pandanganku dengan sekaejap. karena bagiku, pandangan itu akan membalikan perasaan bahagia dengan kesedihan. Walaupun itu hanya sementara, tetapi hati tak dapat dijadikan sebuah perasaan yang sementara, ketika kita merasakan keindahan pada jiwa yang menyadari, bahwa hanya langkah kaki jiwa lah yang hanya sementara. Sedangkan hati akan kembali padaNya. Dan perkataan hatilah yang akan mengungkapkan, sesungguhnya apa yang telah dirasakan pada hatiku ketika hidup, sebelum hatiku kembali padaNya...

Jiwa yang kukatakan ini, bukan sebuah pandangan pada mataku, namun kesungguhan hatiku telah merasakan keidahan hatiku ketika aku diberikan CintaNya pada rasa sakitku. Sakit yang selalu menghampiri waktuku sampai detik ini.
Jiwa yang kukatakan ini, bukanlah aku sebagai mulutku, tetapi aku sebagai hati dan jiwa yang menginginkan kebahagian itu datang pada kenyataanku disaat nanti.
Kenyataan yang semua akan kembali padaNya.

Dalam kenyataan, hidup tak ada yang mampu menyamakan dengan keinginan hati manusia. Semua pasti mendapatkan sebuah perbedaan meskipun itu hanya sedikit saja. Namun, semua harus dijalani, karena manusia memerlukan waktu dalam hidupnya.
Seperti diriku, yang masih menginginkan waktu demi keadaan hati yang masih memerlukan perubahan, untuk menjadi manusia yang diinginkan oleh Sang Pencipta, jika aku memang benar-benar manginginkan kebahagian pada tempat yang abadi, dengan cintaNya yang abadi.

Perjalanan hidupku yang penuh dengan kehampaan, yang mungkin dapat menyestkan jika aku tak ingat akan kematianlah di ujung waktu dalam kehidupan semua manusia. Langkahku membawa kesunyian setelah satu persatu orang yang kucintai telah pergi meninggalkan diriku, untuk selama-lamanya... Mereka semua telah pergi... Dan, entah kapanpun aku pasti akan pergi pula meninggalkan orang-orang yang selalu ada dihatiku.

Setelah mereka pergi, kutemukan kembali CintaNya pada hatiku, disaat kulihat wajah-wajah yang selalu ada dalam perjalanan hidupku. CintaNya yang membawaku pada sebuah kenyataan, yang mau tak mau, aku harus melintasinya demi waktu yang telah Dia berikan untuk ku. Karena aku ingin, kebahagiaanku datang karena hatiku mampu menjalaninya, dan karena hatiku, yang akan kembali padaNya. Aku ingin selalu menatap hatiku untuk CintaNya yang selalu kuinginkan, agar memasukan aku pada golongan orang-orang yang selalu Engkau berikan rahamat, serta kasih sayang yang amat luas semasa hidup dan matinya. Kini aku sungguh menyadari, apa yang akan menjadikan aku bahagia, yaitu diriku sendiri. Untuk dapat menerima keadaan apapun dengan belajar ikhlas serta beryukur, bukan dengan keterpakasaan karena sudah terjadi, melainkan karena semua yang terjadi bagi hidupku adalah, untuk mengajarkanku, melihat dan merasakan pada perputaran dunia. Ada siang juga ada malam, itu semua akan selalu ditemukan selama manusia itu hidup. Maka dari itu aku akan selalu menitipkan hatiku pada jiwaku, dengan selalu berfikir baik tentang semua yang diberikan dalam jalan hidupku oleh yang Maha Pencipta langit dan bumi, beserta isinya.

Ya Allah... berikanlah aku jalan yang dapat membahagiakan hatiku, karnaMu lah yang kuinginkan, bukan karena harta yang berlimpah. Dan datangkan lah aku kesedihan, jika Engkau menjauh dariku, bukan karena kemiskinan harta didunia.
Berikanlah aku hidup, dengan nafas yang kumiliki yang tiada lain adalah milikMu. Bahagiakan jiwa ragaku dengan jalan yang telah Engkau ridhoi. Jalan hatiku, agar dapat merasakan kebahagian, dengan jalan yang menelusuri waktu-waktu, disetiap yang Kau datangkan, baik itu berupa cobaan maupun sebagai ujian dalam hidupku.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates